pertanyaan
Seseorang memiliki lahan tanah
untuk bertani dan hasilnya bisa di makan untruk kebutuhan sehari hari akan
tetapi orang tersebut tidak haji ,lahan tanah tersebut andaikan di jual dan di
belikan tiket perjalan pulang pergi dan nafkah orang yang di rumah sudah
mencukupi ,wajibkah menjual lahan tanah tersebut untuk menunaikan haji ,akan
tetapi setelah di jual si orang tersebiut tidak bisa berpenghasilan lagi?
Jawaban
Ulama’ ada dua pendapat
mengenai masalah ini sebagaimana di jelaskan dalam kitab bayan
إذا كانت له بضاعة يكتسب
بها ما يقوته ويقوت عياله إن كان له عيال.. فهل يلزمه صرف البضاعة في الحج؟ فيه
وجهان:
أحدهما:
لا يلزمه، وهو قول أبي العباس بن سريج، واختيار القاضي أبي الطيب؛ لأن في ذلك مضرة
وانقطاع المعاش به، وقد قال الشافعي في المفلس: (إنه يترك له ما يتجر به؛ لئلا
ينقطع ويحتاج إلى الناس) ، فإذا جاز أن يقطع من ديون الغرماء؛ ويجعل بضاعة للمفلس؛
ليعيش بها.. فلأن لا يلزم الإنسان صرف بضاعته بالحج أولى.
والثاني
ـ وهو قول سائر أصحابنا، وقول أبي حنيفة ـ: أنه يلزمه الحج؛ لأنه واجد للزاد
والراحلة، فوجب عليه الحج.
Apabila mempunyai lahan yang bisa mencari nafkah dengannya untuk dirinya dan keluarganya apakah wajib lahan tersebut untuk di jual ?ada dua pendapat
Pertama:tidak
wajib menurut qoul Abul Abbas bin Suraij ,dan pendapatnya Qodhi Abu Toyyib
karna dengan menjualnya maka akan mendapatkan kesulitan untuk mencari nafkah
,sedangkan Imam Syafi’I berkata “orang muflis (bangkrut)di beri perbekalan uang
untuk bisa berdagang dengan uang tersebut ,supaya tidak terlantar dan tidak
meminta minta kepada manusia” jika orang bangkrut saja ada toleransi pemberian
uang untuk buat bekerja padahal uang tersebut bukan haknya supaya bisa bertahan
hidup ,lebih lebih dalam masalah menjual
lahan untuk ibadah haji .
Adapunpendapat
yang kedua adalah wajib di jual lahannya untuk ibadah haji menurut pendapat
kebanyakan ulama’ syafi’iyyin dan Imam Abu Hanifah .Allohu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar